hkbpkebayoran - Gereja menjadi berkat

Menafsir Alkitab Secara Sederhana. Dari Teks Keberbagai Konteks - oleh: Pdt. Anwar Tjen, Ph.D. (Lembaga Alkitab Indonesia)


Admin 222 x dilihat May 01, 2023

Bahan Pelajaran Sekolah Alkitab Kebayoran

Sabtu 22 April 2023 - Video dapat dilihat disini:   https://youtu.be/11XjAqX5jbo

A. Nubuat :

Yang terutama harus kamu ketahui, ialah bahwa nubuat-nubuat dalam Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri, sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah (2Ptr 1.20-21)

“Harta dalam bejana tanah”:

Bagaikan bejana tanah (2Kor 4.7), Alkitab hadir dalam keterikatannya dengan ruang dan waktu spesifik dengan pesan lintas- konteks bagi pembaca yang tidak dapat tidak juga terkondisi oleh ruang dan waktu yang spesifik

“Paradoks Alkitab”:

Peristiwa- peristiwa  dan  gagasan- gagasan yang  bersifa t         historis dan manusiawi membawa pesan Tuhan yang lintas-waktu dan lintas-ruang untuk menyapa umat- Nya di sepanjang sejarah

Seperti halnya peristiwa inkarnasi, hakikat ilahi dan manusia terjalin menjadi satu dalam proses yang diyakini diilhamkan oleh Allah sendiri,  sehingga firman    Tuhan tidak hanya verbatim tetapi juga dalam wujud peristiwa sejarah (mis. kisah raja-raja, 2 Raj 17)

“Menafsir”:

Alkitab tak boleh “ditafsirkan”?!

Kata “menafsir” merupakan padanan dari kata kerja hermeneuo yang berarti ‘mengartikan, menjelaskan, menerjemahkan’: ada kaitan etimologis dengan Hermes dalam mitologi Yunani, juru bicara para dewa (bdk. Kis 14.12)

Secara sederhana: menafsir tak lain dari upaya untuk memahami dan menjelaskan, sebaik mungkin apa yang diungkapkan dan dimaksudkan “teks” dalam suatu proses komunikasi

Beberapa“jebakan”:

Yang paling umum adalah pemahaman yang melihat pentingnya  gagasan/n orma  PL/PB diberlakukan sampai  sekarang:

Mana ketentuan-ketentuan Perjanjian Lama,  terutama Torah, yang masih berlaku hingga sekarang?

Konsili  pertama  di  Yerusalem  memperdebatkan  pertanyaan ini (Kis 15.19-20, 28-29)

“Baptisan roh dan Bahasa lidah”:

Berbagai kalangan Pentakosta mengajarkan “baptisan dalam Roh Kudus dengan tanda awalnya berbahasa lidah” (Kis 2.4; glossa ‘lidah’ dalam 1Kor 12.4-10, 28)

Sebagian gereja aliran Pentakosta melihat bahasa  lidah sebagai karunia yang harus diupayakan oleh   orang percaya sebagai penggenapan janji Bapa (Kis 1.5; bnd. Luk 3.16)

“Pembacaan pribadi”:

Sangat berguna untuk membangun iman, tetapi perlu juga diwaspadai agar tidak terperangkap oleh wawasan sendiri

  • Apa artinya pernyataan Paulus dalam 1 Kor 3.16: “kamu adalah bait Allah dan Roh Allah diam di dalam kamu?”

“Ayat-ayat bukti”:

Alkitab sering diperlakukan sebagai “bukupintar” yang memberi jawaban atas berbagai pertanyaan dan persoalan

  • Ayat- ayat Alkitab dibaca sebagai ayat- ayat bukti (prooftext’), yang dapat mendukung pandangan pembaca
  • Akibatnya, teks dibaca lepas konteks

“Model pemahaman tipikal”:

-Pemahaman harfiah – selektif untuk merumuskan doktrin dan norma lintas - zaman: “satu titikpun tidak akan ditiadakan” (Mat 5.18; Why 22.18-19)

-Pemahaman yang menjebak kearah eisegese: memaksakan pandangan sendiri kedalam teks Alkitab

Belajar dari tinjauan Hermeneutis”:

-. Interpretasi teks Alkitab selalu dalam interaksi antara eksegese (menarik makna teks “keluar”) dan eisegese (memasukkan makna kedalam teks)

-. Studi Hermeneutis modern menunjukkan, ada negosiasi antara makna yang terkandung dalam teks, makna yang ditemukan oleh penafsir dan makna yang diberikan oleh penafsir

-. Selalu terdapat “gerhana rangkap” (Paul Ricoeur) dalam proses memahami teks, karena penulis tidak hadir pada saat pembacaan dan pembaca tidak hadir pada saat penulis

-. Namun, ketidak hadiran itu tidak berarti segalanya terserah pembaca: jika demikian yang terjadi,  seperti yang terungkap dalam Bahasa Inggris: “text” menjadi“pretext”

-. Etika penafsiran mewajibkan otonomi teks dihormati

“Gerhana rangkap” Paul Ricouer :

Pembaca tidak hadir saat penulisan, Penulis tidak hadir saat pembacaan

  • EKSTREM ALEGORI
  • EKSTREM IDEOLOGI

“Tafsir“rohani” kisah inses Lot” :

  • Literal: hubungan seksual
  • Moral: Lot = akal budi manusia; istrinya= kenikmatan daging; kedua putrinya= keangkuhan, kecongkakan
  • Spiritual: Lot = hukum PL; istrinya= Israel yang memberontak di padang gurun; kedua putrinya = Yerusalem dan Samaria (KEJADIAN 19.30-38)

“Apartheid”:

Kis17.26 Dari satu orang saja Ia telah menjadikan semua bangsa dan umat manusia untuk mendiami seluruh muka bumi dan Ia telah menentukan musim- musim bagi mereka dan batas-batas kediaman mereka, (supaya mereka mencari Dia dan mudah-mudahan menjamah dan menemukan Dia, walaupun Ia tidak jauh dari kita masing- masing.)

“Spiral hermeneutis”:

  • Memahami teks dalam suatu proses melingkar secara hermeneutis (hermeneutical spiral) melibatkan prapaham (Vorverständniss) tetapi pra pahampun perludi koreksi setiap kali horizon teks dan horizon pembaca melebur (Horizontverschmelzung, H.G. Gadamer)
  • Hermeneutik merupakan proses dialektis: pemahaman akan teks selalu mensyaratkan pemahaman diri penafsir
  • Karena itu, menafsir tidak mungkin dirumuskan hanya sebagai kegiatan ilmiah-objektif tetapi juga merupakan suatu “seni” memahami yang melibatkan pembaca senantiasa dengan teks dan dunianya
  • Menghormati teks dan dunia teks berarti menjembatani berbagai kesenjangan yang nyata terbentang antara teks dulu dan disana dengan kita kini dan disini

“Cermati konteks luas (PB)” :

Penganugerahan “Roh” mempunyai pola dan gejala yang berbeda

-. Dibaptis lebih dahulu, lalu Roh Kudus turun (Kis 19.6), atau bahkan Roh turun lebih dahulu sebelum pembaptisan (Kis 10.44 “Pentakosta bagi bangsa non Yahudi”)

-. Gejala “bahasa lidah” (TB “bahasa roh”): dengan gejala (10.46; 19.6) atau tanpa glossolalia (8.38; 9.18; 16.33)

“Memperhitungkan kesenjangan”:

-. Bahasa: Ibrani, Aram, Yunani (bukan hanya PB, tetapi juga PL Yunani/ Septuaginta): “Penebus” (Rut 2.20), “Firman” (Yoh1.1)

-. Sejarah (contoh: Herodes)

-. Budaya (contoh: anggur atau jus anggur? Yoh2.1-11).

-. Ruang (contoh: atap rumah di Israel kuno (Luk5.19)

“Gulungan Laut Mati”:

Contoh: Teks Yunani (Yoh1.1-3):

“Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama- sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.“

 Ἐν ἀρχῇ ἦν ὁ λόγος, καὶ ὁ λόγος ἦν πρὸς τὸν θεόν, καὶ θεὸςἦν ὁ λόγος.οὗτος ἦν ἐν ἀρχῇ πρὸς τὸν θεόν.πάντα δι᾽ αὐτοῦ ἐγένετο, καὶ χωρὶς αὐτοῦ ἐγένετο οὐδὲ ἕν.ὃ γέγονεν

“Codex Vaticanus”:

Herodes:

-. Ini adalah Herodes Antipas, seperti disebutkan pada catatan kaki BIMK. Dia seorang tetrakh, yaitu pemimpin (semacam raja kecil) yang menguasai Provinsi Galilea dan wilayah Perea, pada tahun 4 SM s.d.39 M. Dia adalah anak Herodes Agung (Matius2:1). Herodes Agung inilah yang berusaha membunuh Yesus Ketika Yesus masih kecil (Matius2: 16-18).

-. (Mrk6.14)

 Atap rumah” :

Pada umumnya rumah-rumah di Israel pada zaman Tuhan Yesus (Luk5.19), ada tangga yang dibangun menuju atap sehingga dengan mudah orang bisa naik keatap. Atap rumah pada waktu itu biasanya rata, terbuat dari campuran tanah liat dan jerami, dan disokong dengan balok-balok dan beberapa tiang penyangga yang kuat. (Bandingkan Kidung Agung1:17, TB dan BIMK). Atap rumah dipakai untuk berbagai keperluan, misalnya sebagai tempat berdoa (Zefanya 1:5; Kisah Rasul 10:9); sebagai tempat berkumpul (Hakim-hakim 16: 27); tempat untuk mengumumkan hal-hal yang penting (12:3).

“Menggali teks dalam konteks” :

-. Dimensi kesejarahan teks-teks Alkitab perlu disimak untuk menggali kekayaan makna dan pesannya bukan saja dahulu tetapi juga kini

-. Teksdan konteks Alkitab perlu dicermati untuk mencegah kita menafsirkannya sewenang-wenang menurut selera dan kepentingan kita, dan menjadikannya sekadar pretext  (‘alasan yang dicari-cari’) atau proof text (‘teks bukti’)

“Scriptura scripturae interpres” :

  • Kata > frasa > klausa > kalimat > paragraf > perikop > kitab, kumpulan kitab sepengarang > kumpulan kitab sepandangan > PL dan PB
  • Pemahaman yang “lebih utuh” perlu diupayakan agar teks tidak dicabut begitu saja dari konteksnya dan membuat pembaca terjebak oleh penafsiran yang “sewenang-wenang”

“Menafsir prosa” :

-. Makna yang dimaksudkan suatu teks sewajarnya konsisten dengan makna dalam konteks literernya

-. Konteks membatasi dan memperjelas makna wajar dari teks yang dipahami supaya tidak sewenang- wenang

-. Who said/ did what to whom when, where, how, under what circumstances, why, and for what purpose

“Langkah-langkah tafsir”:

-. Batasi nats yang akan ditafsir

-. Pelajari konteks terdekat sebelum dan sesudahnya

-. Sedapat mungkin, kenali konteks luasnya dalam kitab dan kumpula nkitab yang sama

-. Identifikasi jenis teks: prosa atau puisi

-. Identifikasi jenis sastra/ genre (kisah, nubuat, surat)

-. Pelajari struktur/alur teks

-. Pelajari latar belakang historis/ kulturalnya

-. Cermatilah makna/ pesan yang dapat ditarik sesuai konteks

B. GARIS BESAR KITAB WAHYU :

I. PENDAHULUAN

Judul (1.1-3)

  1. Salam kepada ketujuh jemaat (1.4-8)
  2. Penglihatan Yohanes di Patmos (1.9-20)

II. SURAT KEPADA JEMAAT

  1. Kepada jemaat di Efesus (2.1-7)
  2. Kepada jemaat di Smirna (2.8-11)
  3. Kepada jemaat di Pergamus (2.12-17)
  4. Kepada jemaat di Tiatira (2.18-29)
  5. Kepada jemaat di Sardis (3.1-6)
  6. Kepada jemaat di Filadelfia (3.7-13)
  7. Kepada jemaat di Laodikia (3.14-22)

III. PENGLIHATAN AKAN SURGA

Kedua puluh empat tua-tua dan keempat binatang (4.1-11)

IV. KETUJUH METERAI

  1. Kitab yang dimeterai (5.1-5)
  2. Singa dari Yehuda, Sang Anak Domba (5.6-14)
  3. Meterai pertama (6.1-2)
  4. Meterai kedua (6.3-4)
  5. Meterai ketiga (6.5-6)
  6. Meterai keempat (6.7-8)
  7. Meterai kelima (6.9-11)
  8. Meterai keenam (6.12-17)
  9. Interval:
  10. Orang-orang yang dimeteraikan dari bangsa Israel (7.1-8)
  11. Orang banyak yang tak terhitung banyaknya (7.9-16)
  12. Meterai ketujuh (8.1-5)

V. KETUJUH SANGKAKALA

  1. Sangkakala pertama (8.6-7)
  2. Sangkakala kedua (8.8-9)
  3. Sangkakala ketiga (8.10-11)
  4. Sangkakala keempat (8.12)
  5. Burung nasar (8.13)
  6. Sangkakala kelima (9.1-12)
  7. Sangkakala keenam (9.13-21)
  8. Interval:
  9. Kitab terbuka (10.1-11)
  10. Dua saksi Allah (11.1-14)
  11. Sangkakala ketujuh: Nyanyian para tua-tua (11.15-19)

VI. KETUJUH “TANDA”

  1. Perempuan dan naga (12.1-6)
  2. Naga dikalahkan, nyanyian kemenangan (12.7-12)
  3. Naga memburu sang perempuan (12.13-18)
  4. Binatang yang keluar dari dalam laut (13.1-10)
  5. Binatang yang keluar dari dalam bumi (13.11-18)
  6. Anak Domba di Bukit Sion dan pengikut-Nya yang ditebus (14.1-5)
  7. Penghakiman dan tuaian di bumi (14.6-13, 14-20)

VII. KETUJUH MALAPETAKA

  1. Nyanyian para pemenang (15.1-4)
  2. Tujuh malaikat dan tujuh cawan murka Allah (15.5-8)
  3. Cawan pertama (16.1-2)
  4. Cawan kedua (16.3)
  5. Cawan ketiga (16.4-7)
  6. Cawan keempat (16.8-9)
  7. Cawan kelima (16.10-11)
  8. Cawan keenam (16.12-16)
  9. Cawan ketujuh (16.17-21)

VIII. KEMENANGAN TERAKHIR

  1. Penghakiman atas Babel, sang pelacur (17.1-18)
  2. Jatuhnya Babel dan nyanyian kemenangan atasnya (18.1-24; 19.1-5)
  3. Perjamuan Anak Domba (19.6-10)
  4. Sang Firman Allah (19.11-15)
  5. Binatang dan nabinya dikalahkan (19.17-21)
  6. Kerajaan seribu tahun (20.1-6)
  7. Iblis dikalahkan (20.7-10)
  8. Hukuman terakhir (20.11-15)

IX. LANGIT DAN BUMI BARU

  1. Segala sesuatu dijadikan baru (21.1-8)
  2. Yerusalem baru (21.9-22.5)

X. PENUTUP

  1. Kedatangan Tuhan Yesus (22.6-17)
  2. Peringatan dan salam penutup (22.18-21)

 

 

 

 

Leave A Comment

hubungi kami