Website ini didesain oleh UKM2ONLINE.com, buat website kamu sekarang Mulai
MUDIK AMAN BERKESAN
Presiden Jokowi pimpin “ratas”(rapat terbatas)persiapan mudik Lebaran tahun 2023. Presiden bersama sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Maju guna membahas persiapan mudik Lebaran tahun 2023. Dalam pengantarnya, Presiden Jokowi mengatakan bahwa ada sejumlah catatan dari arus mudik sebelumnya yang harus diperbaiki pada arus mudik tahun 2023 ini. Presiden berharap arus mudik tahun 2023 ini dapat berjalan lebih baik dari tahun sebelumnya. Kita bersyukur kepada Tuhan, karena Tuhan memberi hikmat kepada pemerintah kita untuk membuat persiapan yang baik, membuat mudik aman dan berkesan. Kenapa begitu penting mudik ini?
Mudik, merupakan suatu fenomena sosial yang menunjukkan ikatan kekeluargaan yang sangat kental, khususnya di Indonesia. Beberapa sosiolog memprediksi, sekalipun teknologi sudah demikian berkembang dan lebih praktis, fenomena mudik tidak akan hilang. Hal ini karena mudik berkembang bukan hanya sekedar fenomena social, melainkan sudah menjadi kebutuhan bagi sebagian besar masyarakat pada saat menghadapi hari-hari besar agama. Cendikiawan Nurcholish Majid pernah mengatakan bahwa mudik merupakan fenomena kembali ke asal. Disebut kembali ke asal karena di sanalah setiap orang akan menemukan kebahagiaan. Hal ini terbukti dari cerita-cerita pemudik. Sekalipun mereka harus mendesak-desakan antre untuk memperoleh tiket dan menempuh perjalanan yang macet dan melelahkan, akhirnya semua itu sirna begitu saja setibanya di tempat tujuan. Kebahagiaan bertemu dengan orangtua atau sanak saudara di kampung halaman dalam sekejap telah menghilangkan segala keluhan tentang perjalanan mudik yang begitu ruwet. Di sinilah seninya mudik!” demikian biasanya komentar para pemudik. Setelah sekian lama meninggalkan kampung halamannya, maka setiap pemudik mengingat untuk kembali ke asalnya(arus balik) karena di sanalah kebahagiaan muncul melalui perjuangan hidup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan merenda masa depan yang gemilang. Tidak heran pula jika mudik diibaratkan mendaki puncak gunung, dan setelah tiba di sana kita tidak bekerja, tetapi menikmati pemandangan dan kebersamaan yang menakjubkan. Namun,tidak berlama-lama di puncak gunung dan dalam waktu yang relative singkat harus turun kembali ke lembah karena di sanalah lahan kita untuk bercocok tanam.
Mengapa kembali ke asal begitu membahagiaakan? Hal ini karena dari sanalah tapak-tapak keberhasilan dimulai. Di samping itu, dari sana pula jalinan cerita-cerita nostalgia masa kecil dibangun. Cerita-cerita itulah yang akan semakin memperkokoh ikatan tali persaudaraan. Itulah sebabnya John Howard Payne pernah bersenandung melalui lagunya yang sangat terkenal,”Di tengah kemewahan dan istana-istana, ke manapun kita mengembara, sekalipun amat sederhana, tidak ada tempat yang lebih indah daripada rumah kita sendiri(home sweet home)”
Bagaimana terjadi “Tradisi Mudik”?
Mudik berasal dari kata “udik” artinya”desa” dan “kampungan”. Mudik berarti seseorang atau sekelompok masyarakat yang kembali ke desa atau ke kampung halaman. Perayaan besar keagamaan menjadi kesempatan penting untuk mudik. Bagi beragama Islam mudik lebaran menjadi kesempatan penting untuk mudik, demikian umat Kristen pada saat Natal dan Tahun Baru. Tradisi mudik ini menjadi fenomena dalam masyarakat Indonesia dan menjadi agenda tahunan yang mendapat perhatian serius dari pemerintah untuk mempersiapkan segala fasilitas yang dibutuhkan seperti jalan umum, jembatan dan jalur-jalur alternatif dipersiapkan secara serius agar semua pemudik dapat sampai di tujuan masing-masing.
Mudik adalah bahagian dari kebudayaan yang telah dihubungan dengan perayaan –perayaan keagamaan. Hal menarik dari mudik adalah adanya inkulturasi tradisi keagamaan menjadi praktek kehidupan masyarakat Indonesia. Agama Yahudi misalnya adalah menjadi kewajiban bagi mereka untuk merayakan Paskah di Bait Suci Yerusalem. Perayaan paskah di Yerusalem ini sangat banyak dimanfaatkan oleh para imam di bait suci dan penduduk sekitar. Bagi Yahudi Diaspora adalah menjadi kewajiban religious untuk naik ke Yerusalem; beribadah serta menyampaikan kurban di Bait Suci. Hal menarik disini adalah keyakinan religious yang mewajibkan merayakan paskah di Yerusalem menjadi perilaku masyarakat Yahudi diaspora secara rutin yang kembali ke kampung halamannya.
Tradisi Kekristenan mudik juga merupakan peristiwa religious. Menurut kitab suci peristiwa religious. Menurut kitab suci peristiwa ini dimulai dengan tindakan politik yang merencanakan sensus penduduk di seluruh kekuasaan Romawi namun menjadi peristiwa keagamaan yang mengagungkan (Bnd Lukas 2). Sensus ini ditetapkan oleh Kaisar Agustus agar seluruh penduduk kekaisaran Romawi kembali ke kampung halamannya. Dalam memenuhi peristiwa politik ini pula Yesus lahir di Bathlehem karena Yusuf dan Maria adalah orang Nazaret. Peristiwa lahirnya Yesus di Betlehem merupakan perayaan Natal atau yang disebut dengan Merry Christmas. Dalam perayaan Natal banyak umat Kristen merayakannya di kampung halaman yang kita sebut dengan mudik. Mereka yang hidup diperantauan pulang ke kampung halaman. Makna ini digali dari peristiwa religious. Peristiwa Natal di mana Yusuf dan Maria kembali ke kampung halaman ini nubuatan keselamatn digenapi (bnd.Mikha 5:1). Hal ini menjadi term menarik yang diyakini umat Kristen sebagai suatu pesan moral akan tingginya artinya “bona pasogit”. Apa yang mau dilihat disini adalah kekristenan memahami peristiwa pulang kampug terjadi keselamatan besar. Hal ini dimaknai sebagai peristiwa religious yang sangat penting dalam sejarah keselamatan besar. Hal ini dimaknai sebagai peristiwa religious yang sangat penting dalam sejarah keselamatan dan menjadi pendorong bahwa kembali ke kampung halaman. Perayanaan Natal adalah merayakan Yesus yang lahir di Betlehem, sekaligus mengenang Yusuf dan Maria yang kembali ke kampung halamannya.
Bagi agama Islam, mudik menjadi kesempatan silaturahmi merupakan sesuatu yang dianjurkan oleh agama. baik terhadap teman, tetangga, saudara terlebih kedua orang tua. Lebaran merupakan salah satu moment yang dianggap paling tepat untuk melakukan silaturahmi dengan orang-orang yang kita cintai.Bagi mereka yang tinggal bersama orang tua atau dengan saudara atau teman tidak suatu halangan apa pun untuk melakukan silaturahmi. akan tetapi bagi meraka yang merantau jauh dari orang tua, ini sesuatu yang memerlukan waktu khusus. Mudik saat idul fitri merupakan suatu kebudayaan dalam masyarakat kita. Setiap kali lebaran tiba, mudik menjadi headline disetiap media baik cetak maupun elektronik. saya memperhatikan para mudikers ini sudah bersiap-siap beberapa hari sebelum iedul fitri tiba. Kalau kita perhatikan bahwa kebudayaan seperti ini hanya ada di beberapa negara di Asia tenggara termasuk Indonesia dan Malaysia. Apabila kita melihat dari sisi agama, alangkah baiknya jika kita sebagai orang umat yang beragama, setiap perayaan-perayaan agama menjadi kesempatan untuk meningkatkan persaudaraan kita sekalipun kita menganut agama yang berbeda-beda.
Mudik, berarti mengingatkan umat manusia untuk suatu saat kembali ke asal, menghadap Sang Khalik. Ketika “lonceng panggilan untuk pulang:sudah berdentang, saatnya manusia bersiap-siap mempertanggungjawabkan seluruh kehidupnnya di hadapan Sang Khalik. Bagi mereka yang telah melakukan hal-hal yang berkenan dan sesuai dengan perintah-perintah-Nya, memenuhi panggilan untuk kembali ke asal menghadap Sang Khalik merupakan kebahagiaan yang sempurna.Kebanyakan orang yang mudik untuk merayakan hari-hari besar agama biasanya pulang dengan membawa harta hasil jerih payahnya selama bekerja beberapa tahun di perantauan. Hal ini juga sekaligus menjadi prestise yang bersangkutan ketika tiba di daerah asalnya. Berbeda ketika kita pulang mengahadap Sang Khalik, tidak ada harta maupun jabatan yang dibawa. Suatu kebahagiaan yang luar biasa ketika setiap manusia yang dipanggil dapat membawa serta iman, amal perbuatannya, serta buah-buah dari perbuatan cinta terhadap sesama maupun keberanian-keberanian yang pernah dilakukan untuk menegakkan kebenaran.
Mudik, sekaligus mengingatkan apa yang pernah dituturkan Clive Staples Lewis,”Kalau anda hidup untuk dunia mendatang. Anda peroleh yang sekarang ini sebagai satu paket. Akan tetapi kalau Anda hanya hidup untuk dunia yang sekarang, Anda kehilangan kedua-duanya”.Selamat mempersiapkan diri untuk mudik spiritual!
Taman Mini, 22 April 2023
Pdt.Luhut. P. Hutajulu
Leave A Comment