Website ini didesain oleh UKM2ONLINE.com, buat website kamu sekarang Mulai
1 Tawarikh 16:23-28
23 Bernyanyilah bagi TUHAN, hai segenap bumi, kabarkanlah keselamatan yang dari pada-Nya dari hari ke hari.
24 Ceritakanlah kemuliaan-Nya di antara bangsa-bangsa dan perbuatan-perbuata yang ajaib di antara segala suku bangsa.
25 Sebab besar TUHAN dan terpuji sangat, dan lebih dahsyat Ia dari pada segala allah.
26 Sebab segala allah bangsa-bangsa adalah berhala, tetapi Tuhanlah yang menjadikan langit.
27 Keagungan dan semarak ada di hadapan-Nya, kekuatan dan sukacita ada di tempat-Nya.
28 Kepada TUHAN, hai suku-suku bangsa, kepada TUHAN sajalah kemuliaan dan kekuatan!
Minggu ini kita memasuki tema minggu Kantate artinya: "Nyayikanlah nyanyian baru bagi TUHAN"
Cara nabi Daud merayakan kemurahan Allah dan tindakan-tindakan-Nya yang ajaib bagi Israel terdiri atas pujian dan ucapan syukur. Nyanyian pujian Daud kepada Allah ketika membawa Tabut Perjajian ke Yerusalem. Umat Israel mengakui bahwa Tuhan itu Raja atas segala bangsa dan segenap alam semesta. Segala sesuatu ada dibawah kuasa-Nya. Penghakiman-Nya sungguh amat dahsyat dan kasih setia-Nya kekal selama-lamanya. Setiap orang yang merasakan kehadiran Tuhan dalam kehidupannya akan bersyukur dan memuji Tuhan. Daud mempersiapkan dan mengerahkan para imam Lewi dan seluruh orang Israel mengangkut tabut perjanjian TUHAN itu dengan diiringi sorak dan bunyi sangkakala, nafiri dan ceracap, sambil memperdengarkan permainan gambus dan kecapi (1Taw 15:28). Ibadah dilakukan secara sungguh- sungguh dan bersukacita membawa Tabut Perjanjian ke Yerusalem. Nyanyian puji- pujian dan penyembahan Daud merupakan wujud ketaatan dan hormat yang murni dari Daud kepada TUHAN.
Sekarang kita hidup di masa perjanjian yang baru, dimana setiap orang percaya adalah imam Allah (1Pet 2:5,9;) dan sebagai imam seharusnya kita semua mempersembahkan pelayanan rohani dalam bentuk pujian dan ucapan syukur kepada Allah. "Sebab itu marilah kita, oleh Dia, senantiasa mempersembahkan korban syukur kepada Allah, yaitu ucapan bibir yang memuliakan nama-Nya" (Ibr 13:15). Pujian dan penyembahan setiap orang percaya haruslah dalam bentuk ucapan dan tindakan dalam kehidupan nyata sehari- hari yang seturut dengan kehendak Allah.
Didalam ibadah- ibadah yang kita lakukan di gereja atau dimanapun juga, bernyanyi dan bersorak itu harus dengan segenap hati. Dalam ibadah yang kita lakukan, tidak boleh bernyanyi dengan bermain-main, atau bernyanyi untuk menerima pujian dari orang lain. Kita bernyanyi dan bersorak-sorai itu hanya untuk memuji dan menyembah nama TUHAN yang telah menolong dan menyertai kehidupan kita. Kita harus menyadari, dalam suatu ibadah yang benar dan kudus, bukan hanya sekedar ibadah di bumi, tetapi kita beribadah bersama Malaikat sorga dan orang Kudus bernyanyi dan menyembah TUHAN. Dimana kita yakini dalam satu ibadah langit dan bumi bertemu untuk memuliakan TUHAN.
Oleh karena itu, kita jangan menganggap enteng suatu ibadah, kita harus mempersiapkan diri (hati dan pikiran) untuk mengikuti ibadah dengan serius, hikmat dan sakral. Para pelayan, Pendeta, Penatua, Pemusik, Multimedia, soundsystem dan semua pelayan harus mempersiapkan diri hari- hari sebelumnya untuk melaksanakan ibadah yang baik dan benar. Begitu pula Jemaat berangkat ke tempat ibadah untuk fokus menyenangkan hati TUHAN yang kita puji dan sembah.
Penyembahan sejati harus dilakukan dalam "kekudusan". Allah menerima penyembahan rohani yang penuh sukacita jika disertai dengan sikap batin yang hormat dan murni, suatu keinginan sungguh-sungguh untuk dekat kepada-Nya dan suatu komitmen teguh untuk menolak segala yang bertentangan dengan tabiat-Nya yang kudus. Hanya kepada TUHAN sajalah pujian dan kemuliaan kita persembahkan. Amin.
Selamat beribadah. Tuhan Yesus Kristus Memberkati!
SA 0705’23
Leave A Comment